JAKARTA - Komitmen memberantas dan menyatakan perang terhadap peredaran Narkoba di Indonesia, sejumlah langkah strategis dilakukan Komjen Suyudi Ario Seto selama memimpin Badan Narkotika Nasional (BNN).
Langkah tersebut dimulai dengan gencar mensosialisasikan bahaya narkoba dengan memberikan edukasi kepada masyarakat hingga penindakan tegas terhadap peredaran narkoba.
Komjen Suyudi resmi menjadi Kepala BNN usai dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Senin 25 Agustus 2025 yang lalu berdasarkan Keppres nomor 118 TPA tahun 2025 tentang pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam jabatan tinggi utama di lingkungan badan narkotika nasional.
Pascadilantik, Komjen Suyudi langsung bergerak hingga pada pertengahan September 2025, BNN menggelar jumpa pers mengenai pengungkapan 11 jaringan pengedar narkoba di sejumlah wilayah.
Pada pengungkapan itu setidaknya ada 53 orang tersangka ditangkap dan diamankan untuk proses hukum.
"BNN pusat dan provinsi bersinergi dengan stakeholder terkait, berhasil melumpuhkan 11 jaringan narkotika di berbagai daerah strategis dengan 53 tersangka," kata Komjen Suyudi Ario Seto dalam jumpa pers di kantor BNN, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Dia mengatakan pengungkapan kasus dilakukan pada periode Agustus-September. Total barang bukti yang diamankan 503.715,65 gram (503 kg) narkoba atau 0,5 ton lebih. Narkoba yang disita terdiri sabu, sabu cari, ganja, ekstasi hingga kokain.
Selain itu, Komjen Suyudi juga menyampaikan operasi BNN juga telah berhasil membongkar kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel).
Tidak main - main, nilai TPPU narkoba dalam kasus tersebut lebih dari Rp 52 miliar.
"BNN mengungkap hasil TPPU jaringan Sutarnedi dan kawan-kawan di wilayah hukum Palembang, Sumsel. Total aset diestimasikan Rp 52.788.500.000," kata Komjen Suyudi.
Tidak hanya penindakan, Komjen Suyudi juga menitikberatkan pada edukasi dan pencegahan peredaran narkoba.
Salah satunya yaitu dengan berkolaborasi menggandeng Pondok Pesantren (PP) Tebuireng, Jombang Jawa Timur dalam pemberantasan narkotika.
"Peran pesantren dibutuhkan sebagai agen pencegahan narkotika," ungkapnya.
Dalam mengkampanyekan Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar), salah satu kegiatan yang digagas Komjen Suyudi yaitu mengadakan kemah kebangsaan Bersinar di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (25/10) bulan lalu.
Dalam kesempatan itu, Komjen Suyudi mewanti-wanti masyarakat terkait hasil uji laboratorium terhadap 340 sampel liquid atau cairan yang digunakan untuk vape atau rokok elektrik.
Hasilnya, ada sebanyak 12 sampel yang mengandung new psychoactive substances (NPS) atau zat psikoaktif baru.
"Saya kasih tahu, hati-hati. 340 sampel yang kita ambil dari BNN Republik Indonesia, 12 di antaranya narkotika. Jadi hasil lab kita, 21 etomidate. Ini sebentar lagi masuk golongan narkotika juga," kata Komjen Suyudi.
Ia mengimbau agar para pelajar ini semakin berhati-hati dan menghindari penyalahgunaan narkotika.
Dia meminta para pelajar agar tidak coba-coba terhadap kandungan narkotika yang ada di vape. (*)
Langkah tersebut dimulai dengan gencar mensosialisasikan bahaya narkoba dengan memberikan edukasi kepada masyarakat hingga penindakan tegas terhadap peredaran narkoba.
Komjen Suyudi resmi menjadi Kepala BNN usai dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Senin 25 Agustus 2025 yang lalu berdasarkan Keppres nomor 118 TPA tahun 2025 tentang pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam jabatan tinggi utama di lingkungan badan narkotika nasional.
Pascadilantik, Komjen Suyudi langsung bergerak hingga pada pertengahan September 2025, BNN menggelar jumpa pers mengenai pengungkapan 11 jaringan pengedar narkoba di sejumlah wilayah.
Pada pengungkapan itu setidaknya ada 53 orang tersangka ditangkap dan diamankan untuk proses hukum.
"BNN pusat dan provinsi bersinergi dengan stakeholder terkait, berhasil melumpuhkan 11 jaringan narkotika di berbagai daerah strategis dengan 53 tersangka," kata Komjen Suyudi Ario Seto dalam jumpa pers di kantor BNN, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Dia mengatakan pengungkapan kasus dilakukan pada periode Agustus-September. Total barang bukti yang diamankan 503.715,65 gram (503 kg) narkoba atau 0,5 ton lebih. Narkoba yang disita terdiri sabu, sabu cari, ganja, ekstasi hingga kokain.
Selain itu, Komjen Suyudi juga menyampaikan operasi BNN juga telah berhasil membongkar kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel).
Tidak main - main, nilai TPPU narkoba dalam kasus tersebut lebih dari Rp 52 miliar.
"BNN mengungkap hasil TPPU jaringan Sutarnedi dan kawan-kawan di wilayah hukum Palembang, Sumsel. Total aset diestimasikan Rp 52.788.500.000," kata Komjen Suyudi.
Tidak hanya penindakan, Komjen Suyudi juga menitikberatkan pada edukasi dan pencegahan peredaran narkoba.
Salah satunya yaitu dengan berkolaborasi menggandeng Pondok Pesantren (PP) Tebuireng, Jombang Jawa Timur dalam pemberantasan narkotika.
"Peran pesantren dibutuhkan sebagai agen pencegahan narkotika," ungkapnya.
Dalam mengkampanyekan Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar), salah satu kegiatan yang digagas Komjen Suyudi yaitu mengadakan kemah kebangsaan Bersinar di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (25/10) bulan lalu.
Dalam kesempatan itu, Komjen Suyudi mewanti-wanti masyarakat terkait hasil uji laboratorium terhadap 340 sampel liquid atau cairan yang digunakan untuk vape atau rokok elektrik.
Hasilnya, ada sebanyak 12 sampel yang mengandung new psychoactive substances (NPS) atau zat psikoaktif baru.
"Saya kasih tahu, hati-hati. 340 sampel yang kita ambil dari BNN Republik Indonesia, 12 di antaranya narkotika. Jadi hasil lab kita, 21 etomidate. Ini sebentar lagi masuk golongan narkotika juga," kata Komjen Suyudi.
Ia mengimbau agar para pelajar ini semakin berhati-hati dan menghindari penyalahgunaan narkotika.
Dia meminta para pelajar agar tidak coba-coba terhadap kandungan narkotika yang ada di vape. (*)

0 Komentar